Inilah Ceritaku
Meraih Mimpi Dengan Cara Berbeda
by. Amalia Safitri
Aku adalah Amalia Safitri, aku lahir di Jakarta pada tanggal 31
Maret tahun 1991. Aku anak ke dua dari dua bersaudara. Aku bukan berasal dari
keluarga yang perekonomian keatas. Aku hanya anak yatim. Ayahku meninggal
ketika aku berumur 14 tahun tepatnya ketika aku duduk di kelas 1 SMP. Pada waktu
itu aku baru saja lulus SD.
Sebelum ayahku meninggal keluarga ku sangat sibuk bekerja dan aku
bersama kakak ku sering sekali di tinggal dirumah. Walaupun keluarga sibuk tapi
kami sering sekali berlibur setiap
weekend. Walau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka setiap harinya mereka tetap
menyempatkan waktu untuk berlibur dengan keluarga. Aku sangat rindu dengan moment-moment
seperti ini.
Di sini aku akan berbagi kisah ku dalam mewujudkan satu mimpi ku
yang menjadi kenyataan. Yang awalnya aku menganggap tidak mungkin tapi sekarang
aku sudah melewatinya. Aku akan menceritakannya dari awal aku merintis satu
cita-cita ku ini.
Sewaktu aku masih SD aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter
sekaligus ingin menjadi sekretaris pribadi ayahku, biar aku bisa pergi dan
seharian di kantor bersama ayah. Karena pekerjaan ayah adalah Pegawai Negeri
Sipil di Walikota DKI Jakarta bagian Humas. Namun ketika aku SMP cita-cita ku
berubah ingin menjadi wartawan. Alasan pertama kenapa aku ingin sekali menjadi
seorang wartawan adalah bisa jalan-jalan gratis sekaligus bisa mendapatkan
informasi paling pertama. Alasan lain ingin menjadi wartawan ialah ketika aku
membaca skripsi ayahku. Mulai dari situlah aku ingin sekali menjadi wartawan.
Aku ingin seperti ayah ku.
Namun sayangnya ketika aku di SMP ayahku meninggal karena terkena
penyakit jantung. Setelah kepergian ayah keluarga sangat krisis perekonomian
dan banyaknya masalah yang menghampiri keluarga ku. Mulai dari warisan ayah
yang ingin dikuasai dari keluarga istri pertama ayah. Pada saat itu aku sangat
kasihan dengan Ibu. Tapi alhmdulillah semua masalah itu bisa dilewatin oleh
Ibu. Ibu adalah seorang wanita yang kuat, tegar dan penyabar aku sangat sayang
sekali dengan Ibu.
Mulai dari SMP aku bersama kakak ditinggal ayah dan hanya Ibu saja
yang menanggung semua biaya kami sampai kami tamat SMA. Alhmdulillah ketika aku
SMP sekolah ku mendapat dana BOS dari pemerintah DKI Jakarta sehingga biaya aku
selama di SMP gratis dan Ibu ku hanya menanggung biaya sekolah kakak saja.
Untuk biaya kakak
sekolah saja Ibu sering sekali meminjam uang tetangga untuk bayaran kakak,
karena gaji Ibu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di rumah, seperti biaya
listrik, uang belanja, ongkos untuk ke sekolah, dll. Semua yang ditanggung Ibu
sangat banyak saat itu. Ibu ku hanya seorang guru TPA dan guru privat ngaji
yang kalo dikumpulin hanya Rp. 500,000,00,- per bulan sedangkan untuk biaya
kakak sekolah bayarannya Rp. 250.000,00,-. Alasan inilah Ibu sering sekali
meminjam uang tetangga.
Mulai dari aku SMP
aku berfikir bahwa pendidikan itu penting. Sampai-sampai aku punya mimpi ingin
sekali punya sekolahan sendiri yang tidak bayaran atau gratiss. Itu cita-cita
terbesarku sampai saat ini. Pada saat ini pula aku ingin sekali seperti
teman-teman yang bisa les bahasa inggris, les bimbel aku ingin seperti mereka. tapi
aku sadar aku berbeda dengan mereka.
Setelah aku lulus
SMP aku melanjutkan ke SMA alhmdulillah aku diterima di MAN 9 Jakarta sekolah
madrasah. Aku sangat senang sekolah di madrasah karena di sana aku belajar
banyak soal agama yang menarik. Aku sangat suka pelajaran agama dari aku SD. Di
sisi lain aku sedih beban Ibu menjadi bertambah karena baru tahun sebelumnya
Ibu mengeluarkan biaya untuk sekolah kakak. Aku dengan kakak ku hanya berbeda
satu tahun saja. Jadi setelah kakak lulus
tahun selanjutnya aku lulus. Biaya pengeluaran menjadi bertambah. Sampai-sampai
Ibu menyekat rumah untuk dikontrakkan agar menambah pemasukan.
Mulai saat-saat
SMA inilah aku mengagap bahwa yang punya uang ialah yang menang. Aku berfikir
seperti ini karena selama aku mengikuti ulangan mid semester atau ulangan akhir
semester aku tidak pernah duduk di bangku di kelas untuk mengerjakan ujian. Aku
selalu mengerjakan di 30 menit terakhir mengerjakan soal ujian di hari pertama
dan itupun tidak di kelas tapi di ruang panitia, aku juga pernah mengerjakan
ujian di musholah dan di ubin sekolah karena aku belum lunas bayaran sekolah.
Ibu sering sekali dipanggil di sekolah namun aku tidak pernah menyuruh Ibu ke
sekolah karena aku tidak mau melihat Ibu menangis karna soal bayaran saja. Dan
sampai saat ini aku tidak pernah menceritakan hal ini ke Ibu biarlah menjadi
kenangan-kenangan untuk diriku.
Di sisi lain aku
sangat bersyukur kepada Allah karena waktu aku SMA kelas 1 semester 2
alhmdulillah nilai raport ku bagus dan alhmdulillah mendapatkan juara 3 di
kelas. Sehingga aku mendapatkan beasiswa dari bank DKI Jakarta, alhmdulillah
uang beasiswa aku pakai untuk melunasi biaya bangunan dan bayaran. Dan aku bisa
mendapatkan baju batik karena sudah lunas. Padahal temen-temen ku sudah dapat
dari kelas 1 tapi aku baru mendapatkan baju batik di kelas 2. Tapi aku tetap
bersyukur. Allah sangat baik dengan aku. Aku berfikir ini semua aku dapatkan
dari puasa sunah ku, dari ayat-ayat Allah yang selalu aku baca setiap selesai
sholat maghrib dan doa Ibu. Terima kasih Allah J
Alhmdulillah aku
naik ke kelas 3 SMA. Hal yang paling aku suka ketika kelas 3 ialah membaca
mading. Karena banyak info mengenai tes ke peguruan tinggi. Dan aku sangat
tertarik untuk mengikuti tes UMB (Ujian Masuk Bersama) ini adalah ujian bersama
untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Mulai dari kelas 3 semester awal
aku sudah menabung untuk mengikuti tes UMB. Biayanya pada waktu itu Rp.
250.000,-. Setelah sudah terkumpul aku membayar tes UMB di guru BP di sekolah
ku. Waktu itu aku memilih 2 Universitas yaitu UIN dan UNJ aku sangat berharap
bisa keterima di UIN jurusan komunikasi penyiaran Islam. Aku ingin mewujudkan
cita-citaku menjadi wartawan.
Selama menunggu
pengumuman Ujian Nasional aku bekerja di warnet menjadi operator warnet di
dekat rumah. Aku bekerja dari jam 09.00-21.00 WIB. Aku mengumpulkan uang untuk
biaya tes UMB karena aku tesnya di UIN dan itu harus perlu ongkos yang lumayan
dan uang tabungan aku sudah habis untuk biaya formulir. Maka dari itu aku
mengumpukan uang lagi untuk biaya tes ke
sana.
Ada sisi lain yang
belum aku ceritakan disini. Ini mengenai Ibu ku. Waktu aku kelas 3 SMA Ibu ku
menikah lagi. Jujur aku sangat sedih dan kecewa dengan Ibu karna Ibu menikah
tidak bilang dengan aku dan kakak. Maka dari itulah alasan aku harus bekerja
sambil menunggu pengumuman Ujian Nasional. Agar aku bisa lulus tes UMB dan bisa
kuliah seperti kakak kelas ku. Pada saat itu juga aku hanya tinggal di rumah
dengan kakak berdua. Ibu ku tinggal bersama suaminya. Jujur aku sangat sedih.
Tapi alhmdulillah Allah menguatkan aku dan kakak ku. Semua masalah tersebut
tidak menghalangi aku untuk mewujudkan mimpi
ku yaitu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah.
Setelah aku
mengikuti tes UMB dan pengumumannya ternyata aku tidak lulus. Aku sangat kecewa
dan sedih. Semua uang hasil kerja ku habis untuk mengikuti tes UMB. Tapi
setelah beberapa waktu aku ditawari untuk mengikuti tes Penmaba tes mandiri
UNJ. Aku dibiayai untuk mengikuti tes tersebut dengan kakak sepupu ku. Dan
alhmdulillah aku lulus di UNJ jurusan Ilmu Agama Islam. Tapi setelah aku tahu
ternyata biaya awal masuk sangat mahal dan keluarga ku tidak sanggup untuk
membiayainya, karena untuk biayanya tidak bisa dicicil harus lunas. Aku bingung
karna Ibu ku sudah tidak tinggal di rumah lagi dan kakak ku baru lulus STM
belum memiliki uang sebanya itu.
Tapi Allah
memudahkannya untuk itu, kakak sepupu ku ternyata mau menanggung semua biaya
masuk aku ke UNJ. Aku sangat bersyukur. Alhmdulillah aku bisa kuliah di UNJ.
Tapi untuk biaya semster aku dibiayai dengan nenek ku dan untuk biaya ongkos
dan keperluan perkuliahan aku menanggung sendiri. Untuk mengatasi itu aku
bekerja menjadi guru privat. Murid pertama ku yang aku ajar ialah Variel ia
anak kelas 6 SD di sekolah At-Taqwa, selain itu aku juga pernah mengajar privat
anak TK, anak kelas 2 SMP, aku pernah mengajar di Bimbel dan yang terakhir dan
sampai sekarang masih aku jalanin aku bekerja freelance di PT. Mandiri
perusahaan Cargo aku sebagai sekretaris kerjanya hanya membuat invoice saja.
Ini pengalamanku untuk menghidupkan aku selama perkuliahan.
Selain itu aku
juga mendapatkan beasiswa. Beasiswa pertama yang aku dapat ialah ketika aku di
semester dua, aku mendapatkan beasiswa dari bank Korea. Alhmdulillah dengan
beasiswa ini bisa meringankan biaya nenek ku. Aku tidak meminta biaya untuk
bayaran semester. Ketika aku di semester lima sampai aku lulus kuliah aku
mendapatkan beasiswa PPA dari Dikti. Tapi walaupun aku mendapatkan beasiswa dan
bekerja aku juga sering mengalami krisis. Aku pernah membayar metromoni hanya
Rp. 700,- karna uang ku tidak cukup. Dan aku juga sering sekali jalan kaki dari
terminal Pondok Kopi sampai ke rumah ku, kalau dihitung dengan waktu perjalanan
dari terminal Pondok Kopi ke rumah ku kalau
30 menit kalau naik angkot. Aku mengganggap inilah hidupku. Aku ingin
proses perjalananku menuju kesuksesan berbeda dengan orang lain. Walaupun
sering kekurangan tapi jarang mengeluh. Karna inilah yang menjadi pembeda
antara aku dengan orang lain.
Akhirnya aku lulus tepat waktu. Aku lulus empat tahun di UNJ alhmdulillah.
Walau sebelumnya pernah diremehkan dengan teman-teman ku, karna aku selama
kuliah dan waktu sedang menyusun skripsi aku sibuk dengan PPL (Pengalaman
Pengajaran Lapangan) dan aku juga aktiv di organisasi kampus yaitu Menwa UNJ.
Tapi alhmdulillah semua itu tidak menghalangi ku untuk lulus di waktu yang
tepat. Aku tidak peduli orang-orang berbicara apa. Karna kalau orang meremehkan tidak usah harus
dibalas dengan kata-kata atau dengan omongan tapi buktikan saja dengan
perbuatan dan cita-cita kita.
Tidak sampai disini saja, setelah aku dinyatakan lulus. Aku juga
diterima di sekolah yang saat ini aku mengajar. Dan aku sudah bekerja sebelum
aku wisuda ini merupakan hal yang harus disyukuri karna Allah sangat baik
dengan ku. Dan sekarang aku sudah mengajar di dua sekolah. Walau aku tidak
mengajar di sekolah-sekolah ternama tapi aku sangat bangga. Inilah akhir
ceritaku walau guru bukunlah cita-citaku tapi Allah selalu memberikan yang
indah untuk diriku. Akusangat suka dengan pekerjaan ku sekarang. Mimpi ku tidak
hanya ini saja, tapi masih ada mimpi-mimpi lainnya yang harus aku wujudkan. Nah
sekarang tinggal kamu. Gmana ceritamu dalam mewujudkan cita-citamu intinya
adalah selalu bersykur apa yang kita dapat hari ini esok, dan selnjutnya.
Komentar
Posting Komentar